I
know it is been a month since my last post hehehe. Lagi-lagi aku harus melawan
rasa malas untuk menulis π
By
the way, akhir bulan Maret lalu, aku dan dua teman kantor ku memutuskan untuk
naik gunung. Aku, Febi, dan Mba Tyas ingin mencoba naik gunung untuk melepas
penat. Gunung yang kami pilih adalah Gunung Bromo.
Kami
bertiga sudah merencanakan jalan-jalan ini dari sekitar sebulan sebelumnya. Hal
yang pertama kami lakukan adalah booking tiket pesawat. Kami rencana stay di
Batu, Malang selama tiga hari dua malam dari tanggal 30 Maret – 1 April 2018.
Awalnya kami rencanakan ke Bromo tanggal 31 Maret, tapi apa daya travel yang
kami pilih kehabisan mobil. Alhasil, kami berangkat ke Bromo tanggal 1 April.
Loh
selama di Batu diem aja gitu? Nggak dong, kami pergi ke beberapa tempat. Tapi,
untuk cerita jalan-jalan di Batu dan Malang aku skip dulu ya. Nanti aku
ceritain di post berikutnya π
Setelah
booking tiket pesawat (JKT – MALANG) dan tiket kereta (MALANG – JKT), kami
mulai mencari travel yang akan membawa kami ke Bromo. Kenapa gak sendiri aja?
Kebetulan kami trip hanya cewek-cewek aja, jadi lebih baik kita pakai travel
biar gak ribet. Lagipula karena tanggal 1 April kami pulang dengan kereta which
is memakan waktu kurang lebih 16 jam, keesokan harinya kami harus kembali masuk
kantor. Daripada ribet cari mobil dan lain-lain, alangkah baiknya kami pakai
travel.
Memilih
travel susah-susah gampang. Kami searching beberapa travel yang menawarkan trip
ke Bromo. Muncul beberapa nama travel dengan beberapa paket yang mereka
tawarkan. Sebagian besar paketnya sama yaitu,
Mobil
(antar jemput Kota Malang – Batu), BBM, Jeep Hardtop, Driver, Tiket Masuk
Kawasan Bromo, Guide, Snack
Ada
juga yang menawarkan open trip, tapi kami gak memilih open trip. Kenapa?
Lagi-lagi alasan gak mau ribet. Open trip kan harus menyesuaikan dengan
beberapa orang yang bareng dengan kita. Berhubung kami hanya bertiga jadi lebih
baik private trip saja.
Lalu,
setelah memilah milih dan menilai kelebihan dan kelemahan setiap travel, maka
kami memilih Lepas Suntuk.
Awalnya
aku tahu Lepas Suntuk dari instagram. Lepas Suntuk beberapa kali muncul di
instagramnya @indotravellers.co dan aku langsung buka websitenya. Aku
lihat-lihat paket yang mereka tawarkan dan lagi-lagi seperti biasa cewek pasti
membandingkan harga hahaha. Untuk harga semua sama saja. Ada beberapa travel
yang menawarkan lebih murah, tapi bedanya paling banyak 100 ribu.
Kami
memilih Paket Wisata Bromo Premium. Apa sih bedanya dengan yang Non Premium.
Bedanya di dokumentasi. Untuk orang-orang yang gak pengen ribet, mending pakai
yang premium ini. Kamu gak perlu ribet bawa kamera atau takut kehabisan baterai
hp karena selfie-selfie. Cukup dengan memilih paket premium, kamu bisa difoto
bagaikan foto model dengan berbagai gaya. Guide Lepas Suntuk akan dengan senang
hati memfoto kamu sampai puas hehe.
Okey,
setelah mengontak Lepas Suntuk, kami sepakat ke Bromo tanggal 1 April 2018.
Tibalah
saat itu datang. Sebelum kami tiba di Malang (hari pertama), Lepas Suntuk
memberitahu nama guide dan kontaknya yang akan menemani kami ke Bromo nanti.
Jam
12 malam lebih 20 menit, guide kami yaitu Mas Andre, menjemput kami di hotel.
Malam itu, kami sekalian check out karena setelah dari Bromo, kami akan
langsung diantar ke stasiun Malang.
Perjalanan
dari hotel ke tempat pemberhentian jeep lumayan jauh dan memakan waktu. Aku gak
tahu sih tepatnya berapa jam. Mobil kami berhenti di minimarket sebentar untuk
buang air kecil atau membeli snack tambahan. Tampaknya minimarket itu memang
pemberhentian pertama Lepas Suntuk untuk beristirahat sejenak. Beberapa guide
dan driver Lepas Suntuk berkumpul disana. Aku dan dua temanku bergegas ke kamar
mandi. Udara lumayan dingin sih malam itu.
Tak
lama kami melanjutkan perjalanan menuju pemberhentian Jeep. Aku pikir dari
minimarket itu ke pemberhentian selanjutnya dekat, ternyata jauh banget dan
mulai masuk gunung. Gelap dan dingin. Demi memecah kesunyian, kami bercerita
banyak hal.
Tak
terasa sudah sampai di pemberhentian selanjutnya. Tempat pemberhentian ini
seperti rumah dengan bebagai mobil terparkir disana. Aku dan dua temanku
kembali ke kamar mandi. Fyi, dingin banget hehe.
Di
rumah itu ada yang menjual syal, topi, dan berbagai pernak-pernik naik gunung.
Mba Tyas membeli syal disana. Harganya murah, kalau gak salah 15-20 ribu.
Setelah buang air kecil, membeli syal, dan guide kami mengambil kamera, kami
siap naik jeep untuk ke tempat sunrise point.
Post kali ini sampai disini dulu. Eits jangan takut kelamaan nunggu post berikutnya ya karena aku sudah membuat Part II nya, klik disini readers...
No comments:
Post a Comment